Pertama kali digunakan pada Latihan Bersama (LATMA) Garuda Shield-16
Layanan Starlink dipilih untuk mendukung LATMA Garuda Shield-16 karna Starlink telah terbukti mampu dan memberikan kepuasan dalam melayani koneksi internet di wilayah blankspot.
Saat ini, TNI tengah menggelar Latihan Bersama (Latma) Garuda Shield-16 tahun 2022 di Amborawang, kecamatan Samboja, kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kegiatan ini diikuti oleh 14 negara, yaitu Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Malaysia, Jepang, Singapura, Perancis, Inggris, Papua Nugini, Timor Leste, India, Kanada, Selandia Baru, dan Korea Selatan.
Kegiatan ini sempat terhambat oleh sulitnya sinyal di lokasi latihan. TNI kemudian memutuskan menggunakan layanan Telkomsat. Layanan ini untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi selama latihan berlangsung.
Danton Opforce, Letda Czi Mashabi mengatakan, jaringan telekomunikasi terbilang sudah bagus saat ini di aera latihan. Sehingga proses latihan berjalan dengan maksimal. “Sebelumnya kami hanya mendapatkan 1 bar sinyal, itupun kadang hilang sama sekali. Namun setelah berubah, sinyal yang kami dapatkan di Amborawang ini full. Untuk komunikasi & internet, lancar dan tidak ada kendala sama sekali,” ungkap Mashabi.
Kemenkominfo memberikan Hak Labuh Satelit Khusus Non Geostationer (NGSO) Starlink kepada Telkomsat
Layanan Starlink dipilih karena dinilai memiliki banyak keunggulan, seperti kecepatan proses delivery instalasi dengan perangkat yang ringan dan portabel, kecepatan broadband setara fiber optic, serta mendukung layanan 5G. Telkomsat sendiri telah mendapatkan Hak Labuh Satelit Khusus Non Geostationer (NGSO), yang memungkinkan perusahaan satelit seperti Starlink, dapat menjual kapasitas satelit mereka kepada Telkomsat.
Nantinya, kapasitas satelit Starlink ini akan digunakan untuk Layanan internet Starlink sendiri. Hingga Mei 2022 lalu sudah hadir di 32 negara di dunia, di antaranya seperti di Inggris, Perancis, Spanyol, Portugal, Lituania, Denmark, Jerman, Australia, Chile, hingga Meksiko.