Masyarakat Indonesia Mulai Mengandalkan Mobile Banking & E-Wallet Untuk Bertransaksi Online

7 Juli 2022 oleh
Masyarakat Indonesia Mulai Mengandalkan Mobile Banking & E-Wallet Untuk Bertransaksi Online
PT. Witech Inovasi Indonesia, Tulus

Melalui laporan berjudul "Consumer Preference Towards Banking and e-Wallet Apps" edisi Juli 2022, Perusahaan riset Populix merilis laporan baru terkait aplikasi finansial yang banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Secara singkat laporan tersebut menyatakan bahwa aplikasi mobile banking dan dompet digital (e-wallet), menjadi aplikasi keuangan yang paling banyak dipakai pengguna di Tanah Air.

Riset ini sendiri melibatkan 1.000 responden di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung hingga Medan. 54 persen di antaranya merupakan responden berusia 18-25 tahun, 25-35 tahun (31 persen), 36-45 tahun (13 persen) dan 46-55 tahun (2 persen).

Dari total responden, 64 persen di antaranya atau sekitar 637 responden memakai aplikasi finansial, seperti mobile banking, e-wallet, dan digital banking. Lebih rinci, 91 persen dari 673 responden itu memiliki aplikasi mobile banking dan 84 persen memiliki e-wallet. Lalu, sebanyak 33 persen di antaranya menyatakan mereka memiliki aplikasi digital banking.

Baca Juga : Lazada Hadirkan Layanan Kirim Paket Lewat Kurir Sepeda Westbike

Lebih jauh Populix melaporkan bahwa setidaknya responden menggunakan aplikasi keuangan sekali dalam seminggu. Timothy Astandu, Co-Founder & CEO Populix mengatakan bahwa Aplikasi perbankan digital dan dompet digital kini telah menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari. Hal tersebut terlihat dari lebih dari 80 persen responden yang menggunakan mobile banking, digital banking, dan e-wallet setidaknya satu kali dalam seminggu.

Berdasarkan laporan Populix, sebanyak 91 persen atau 578 dari 673 responden menggunakan aplikasi mobile banking. Terdapat beberapa alasan mengapa mereka memakai aplikasi mobile banking. Pertama, aplikasi mobile banking dinilai praktis dan tidak rumit. Kedua, aplikasi ini dinilai dapat menghemat waktu. Terakhir, aplikasi mobile banking mudah digunakan.

Jika melihat dari frekuensinya, sebanyak 25 persen responden berkata mereka memakai aplikasi mobile banking rata-rata 2-3 kali dalam seminggu, lalu 16 persen responden lainnya menyatakan memakai mobile banking hingga 4-5 kali seminggu.

Selain untuk memantau keuangan dalam rekening, responden juga memanfaatkan mobile banking untuk isi ulang dompet marketplace dan e-wallet serta transfer uang ke rekening lainnya. Dari laporan teresebut terdapat lima aplikasi mobile banking yang paling banyak di pakai oleh responden antara lain BCA (60 persen), BRI Mobile (26 persen), Livin by Mandiri (25 persen), BNI Mobile Banking (23 persen), dan BSI Mobile (9 persen).

Baca Juga : Google Hangout Pensiun November Tahun ini

Populix memprediksi bahwa pengguna akan lebih sering memakai aplikasi mobile banking untuk memproses beragam transaksi. Hal ini didasarkan dari mayoritas tanggapan responden, dengan 59 persen pengguna mobile banking dalam survei ini berkata akan menggunakan aplikasi itu lebih sering di waktu mendatang.

E-wallet sendiri menempati posisi kedua sebagai aplikasi keuangan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan Populix juga, aplikasi ini digunakan oleh 538 responden atau sekitar 84 persen dari total pengguna aplikasi finansial dalam survei ini. Hampir serupa dengan mobile banking, mayoritas responden (24 persen) memakai aplikasi e-wallet rata-rata 2-3 kali seminggu. Lalu, 20 persen responden lainnya menyatakan memakai aplikasi ini setiap hari. Alasannya tak lain karena aplikasi e-wallet dinilai praktis.

Selain itu, integrasi e-wallet dengan aplikasi e-commerce juga menjadi alasan lain responden memakai dompet digital. Dari sejumlah aplikasi e-wallet di Indonesia, lima e-wallet yang paling banyak digunakan oleh responden dalam survei Populix ini antara lain Gopay (88 persen), Dana (83 persen), Ovo (79 persen), ShopeePay (76 persen), dan LinkAja (30 persen).

Yang terakhir, aplikasi bank digital juga menjadi pilihan masyarakat Indonesia dalam bertransaksi online. Menurut survei Populix aplikasi bank digital digunakan oleh 208 responden atau sekitar 33 persen dari total pengguna aplikasi finansial dalam survei ini. Dengan kata lain, penggunaan aplikasi ini masih lebih rendah dibanding aplikasi mobile banking dan e-wallet.

Meskipun menjadi yang terendah dari dua aplikasi finansial lainnya, aplikasi bank digital justru lebih sering dipakai oleh responden. Sebab, mayoritas responden berkata mereka menggunakan aplikasi ini setiap hari. Salah satu alasannya adalah karena aplikasi ini dinilai praktis dan mudah digunakan.

Di Indonesia, terdapat sejumlah aplikasi bank digital yang dapat dipakai pengguna. Namun lima aplikasi bank digital yang paling banyak dipakai berdasarkan survei ini, yaitu bank Jago (46 persen), Neo Bank (40 persen), Jenius (32 persen), SeaBank (27 persen), dan BCA Blu (25 persen).

Baca Juga : Mau Tau Password Yang Banyak Digunakan Para CEO Perusahaan?

Ke depannya Populix menaksir bahwa ketiga aplikasi finansial ini akan tumbuh, sebagaimana pernyataan responden yang menyatakan akan lebih sering memakai aplikasi mobile banking, e-wallet maupun bank digital di waktu mendatang. Timothy juga mengatakan kedepannya, penggunaan aplikasi bank dan dompet digital ini juga diprediksi akan terus bertumbuh, di mana hal ini tercermin dari survei kami yang menemukan bahwa lebih dari setengah responden mengatakan mereka akan semakin sering menggunakan aplikasi perbankan dan keuangan, baik mobile banking, digital banking, maupun e-wallet.

Untuk laporan ini, anda bisa melihatnya melaui tautan berikut ini.

sumber : kompas/tekno

di dalam Berita
Share post
Label
Arsip